Apa itu Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (Continuing Professional Development)?
Continuing Professional Development (CPD)
merupakan upaya pengembangan kemampuan profesional yang dapat ditempuh dengan
cara-cara formal maupun informal. Upaya pengembangan diri pustakawan harus
dilakukan, pustakawan perlu melakukan pembaruan pengetahuan dan skill secara
terus menerus sebagai upaya untuk menghadapi iklim kerja yang semakin
kompetitif dan perkembangan layanan dan kebutuhan informasi pemustaka yang
semakin variatif dan mutakhir
Apa saja model CPD yang diikuti pustakawan dan seberapa besar tingkat pustakawan mengikuti program CPD?
Menurut Mufid dan Zuntriana (2015) bahwa model CDP pustakawan
perguruan tinggi swasta di Kota Malang yang sering diikuti adalah kegiatan
workshop, dan mengikuti konferensi dan seminar. Sebaliknya model yang paling
rendah diikuti pustakawan adalah kegiatan pelatihan di luar negeri. Tingkat
partisipasi dalam mengikuti kegiatan program CPD adalah sebesar 61%. Hal ini
menunjukkan bahwa tingkat partisipasi CPD pustakawan swasta di kota Malang
masih rendah.
Apa saja kemampuan dan pengetahuan yang diperoleh pustakawan?
Lebih lanjut, mufid dan Zuntriana (2015) menjelaskan bahwa
kemampuan dan pengetahuan yang diperoleh pustakawan dimanfaatkan lebih dominan
pada penggunaan media sosial untuk kegiatan layanan perpustakaan, melakukan
kegiatan penelusuran informasi online untuk pemustaka, melakukan tugas-tugas
katalogisasi, dan kegiatan konversi format dokumen. Sebesar 75% skill dan
pengetahuan pustakawan yang diperoleh dari program CPD dimanfaatkan untuk
menjalankan pekerjaan pelayanan perpustakaan. Dengan demikian sebagian besar
skill dan kemampuan pustakawan dapat diterapkan untuk menjalankan tugas
pelayanan perpustakaan di lingkungan PTS di Kota Malang.
Apa saja hambatan yang dihadapi pustakawan dalam meningkatkan CPD?
Pustakawan PTS Kota Malang hampir setengah dari jumlah pustakaan
(49%) merasakan kesulitan dalam meningkatkan kompetensi secara berkelanjutan.
Hal ini menunjukkan bahwa sebagian pustakawan mengalami kesulitan dan sebagian
lainnya tidak. Hambatan yang dihadapi sebagian pustakawan tersebut adalah
sebagian pustakawan tidak bekerja pada bagian di mana skill bisa
diterapkan,kurangnya fasilitas komputer, akses internet yang tidak stabil, dan
arus daya listrik yang tidak stabil. Kesulitan-kesulitan yang dihadapi
sebagaian pustakawan tersebut dapat berpengaruh bagi pengembangan kualitas diri
pustakawan secara berkelanjutan.
Kondisi CPD pustakawan PTS Kota Malang ini dapat dijadikan reflesi
sekaligus acuan bagi pustakawan dalam melakukan kegiatan CPD dan menjadi
panduan untuk pengambilan kebijakan bagi semua pihak yang berkepentingan
(manajemen perguruan tinggi swasta, Perpustakaan Nasional, asosiasi profesi
pustakawan) dalam mengadakan pelatihan dan melaksanakan CPD untuk para pustakawan
PTS, antara lain dengan memperbanyak kegiatan CPD, memprioritaskan pelatihan
teknologi informasi dan komunikasi (TIK), dan menempatkan pustakawan sesuai
dengan skill yang telah dipelajari dan dikuasai.
Sumber Referensi:
Mufid,
Mufid and Zuntriana, Ari (2015) Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan (Continuing Professional Development) di Kalangan Pustakawan:
Studi Analisis Deskriptif pada Pustakawan Perguruan Tinggi Swasta di Kota
Malang. Research Report. Perpustakaan Nasional RI. (Unpublished) http://repository.uin-malang.ac.id/476/